1. Pengertian Reservoir
Reservoir
adalah manusia, binatang (atau kombinasi keduanya) tempat kuman/patogen
penyakit hidup dan berkembang biak serta hidupnya sangat tergantung
pada inang tempatnya menumpang. Kuman penyakit tersebut dapat
ditularkan kepada inang lain yang rentan, melalui suatu media seperti
air. Salah satu jenis reservoir di lingkungan pemukiman manusia adalah
tikus.
Laboratorium
Mammalogi/Reservoir mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian
penyakit tular rodentia, rearing pinjal dan tikus, serta pembuatan
preparat ektoparasit dan awetan tikus.
Laboratorium Mammalogi/ Reservoir mempunyai fungsi :
a. Membantu melayani penelitian yang berhubungan dengan ektoparasit
b. Sebagai tempat identifikasi ektoparasit tikus
c. Sebagai tempat pembuatan dan pemeliharaan preparat tikus, ektoparasit dan binatang pengerat lainnya.
d. Sebagai tempat rearing pinjal
2. Kegiatan dan Materi
a. Pengenalan Tikus
a. Karakteristik Tikus
Tikus
termasuk binatang pengerat. Ciri khas binatang ini adalah rahang atas
dan bawahnya mempunyai gigi seri yang terus tumbuh dan kuat, sehingga
dapat digunakan sebagai alat pemotong atau pengerat. Email gigi seri
hanya terdapat pada satu sisi saja, yaitu sisi yang menghadap ke arah
depan.(1)
Tikus pada
umumnya mempunyai tempat tinggal berupa lubang di tanah, kayu, tumpukan
batu, atau tumpukan sampah baik di dalam maupun di luar rumah.
Kebiasaan tinggal tikus berbeda menurut spesiesnya.
Tikus adalah binatang malam (nokturnal) sehingga memerlukan kepandaian khusus untuk mencari makanan, jajan dan menghindari musuh
tanpa menggunakan indera mata. Oleh karena itu, tikus mempunyai alat
penciuman yang tajam. Alat peraba tikus sangat sensitif karena pada
waktu melakukan aktivitas di malam hari (nokturnal) sehingga alat peraba
tersebut sangat penting, yaitu berupa kumis (misae) dan bulu
yang panjang diantara rambut pada badannya. Alat pendengar pada tikus
yang tajam dan dapat menangkap suara dengan intensitas antara 22
KHz-90KHz. Suara tertentu merupakan alat komunikasi diantara mereka.
Karena sifatnya yang nokturnal, tikus mempunyai alat penglihatan yang
sangat tajam. Mereka dapat melihat bentuk sederhana di dalam kegelapan
sejauh kira-kira 10 m. Seperti halnya pada rodentia, tikus tidak dapat
membedakan warna.
Tikus mempunyai kemampuan untuk menggali 0,5 m pada tanah keras atau 2-3 m pada tanah gembur. Penggalian sarang biasanya membentuk
suatu sistem terowongan yang spesifik. Di dekat rumah, tikus senang
membuat sarang di dasar bangunan. Tikus yang tinggal berdampingan dengan
manusia pada umumnya pandai memanjat. Pada waktu memanjat mereka
dibantu oleh benjolan pada telapak kaki, cakar dan ekornya. Selain
memanjat, tikus got dapat melompat sampai setinggi 70 cm. Kemampuan
tikus yang sangat merugikan manusia adalah kemampuannya untuk mengerat
dengan giginya yang tajam. Tikus mampu mengerat bahan bangunan yang
keras seperti aluminium, aspal, tembok, dll. Tikus juga pandai berenang
terutama tikus got yang sangat menyukai tempat basah. Bahkan tikus juga
dapat menyelam selama 3 detik sehingga mereka mampu masuk ke dalam rumah
melalui saluran jamban yang selalu basah. Tikus berenang dengan
menggunakan kaki belakang bergantian dan menurut hasil penelitian
kecepatan berenangnya sekitar 1,4 km/jam.
b. Jenis-jenis tikus
1. Bandicota indica
Tikus
jenis ini memiliki ciri-ciri panjang ujung kepalaa sampai ekor 400-580
mm, ekor 160-315 mm, kaki belakang 47-53 mm, telinga 29-32 mm. Rumus
puting susu 3+ 3 = 12. Warna rambut badan atas dan rambut bagian perut
coklat hitam. Rambut agak jarang dan rambut dipangkal ekor kaku seperti
ijuk. Tikus jenis ini banyak dijumpai di daerah berawa, padang
alang-alang, dan kadang-kadang di kebun sekitar rumah. Tikus
ini pandai berenang dan bersifat nokturnal. Dietnya terdiri daripada
biji-bijian, akar, buah-buahan dan kacang. Pandai mengorek lubang dan
ada lorong atau bagian di dalam lubang itu digunakan untuk menyimpan
makanan. Melahirkan anak hingga 10-12 ekor.
2. Rattus norvegicus
Tikus
jenis ini memiliki ciri-ciri panjang ujung kepala sampai ekor 300-400
mm, ekor 170-230 mm, kaki belakang 42-47 mm, telinga 18-22 mm, rumus
puting susu 3+ 3 = 12, warna rambut badan atas coklat kelabu, rambut
bagian perut kelabu. Tikus jenis ini banyak dijumpai di saluran air/got
di daerah pemukiman kota dan pasar. Tikus ini bersifat nokturnal serta dietnya terdiri daripada sayur-sayuran dan daging
3. Rattus argentiventer
Tikus
jenis ini memiliki ciri-ciri panjang ujung kepala sampai ekor 270-370
mm, ekor 130-192 mm, kaki belakang 32-39 mm, teliinga 18-21 mm, rumus
puting susu 3+3 = 12, warna rambut badan atas cokelat muda berbintik-bintik putih, rambut bagian perut putih atau cokelat pucat; biasanya terdapat di sawah atau padang alang-alang. Makanan utamanya serangga, anai-anai, belalang dan biji-bijian padi. Mampu melahirkan 5-7 ekor anak dalam satu-satu masa.
4. Rattus tiomanicus
Tikus
jenis ini memiliki ciri-ciri panjang ujung kepala sampai ekor 245—397
mm, ekor 123-225 mm, kaki belakang 24-42 mm, telinga 12-29 mm, rumus
puting susu 2+3 = 10, warna rambut badan atas cokelat kelabu, rambut
bagian perut putih krem, biasanya terdapat di semak-semak dan kebun.
5. Rattus tanezumi
Tikus
jenis ini memiliki ciri-ciri panjang total ujung kepala sampai ujung
ekor 220-370 mm, ekor 101-180 mm, kaki belakang 20-39 mm, telinga 13-23
mm, rumus puting susu 2+3 = 10, warna rambut badan atas cokelat tua dan
rambut badan bawah cokelat tua kelabu. Tikus jenis ini banyak dijumpai
di rumah (atap, kamar, dapur) dan gudang.
6. Rattus niviventer
Panjang
ujung kepala sampai ekor 260-270 mm, ekor 157-172 mm, kaki belakang
26-30 mm, telinga 18-22 mm, rumus puting 2+2 = 8, berambut kaku, warna
rambut badan atas kuning cokelat kemerahan, rambut bagian perut putih.
Ekor bagian atas berwarna cokelat dan bagian bawah berwarna putih.
Terdapat di pegunungan, semak-semak, rumpun bambu, dan hutan.
7. Rattus exulans
Tikus
jenis ini memiliki ciri-ciri panjang ujung kepala sampai ekor 139-365
mm, ekor 108-147 mm, kaki belakang 24-35 mm, telinga 11-28 mm, rumus
puting susu 2+2 = 8, warna rambut badan atas coklat kelabu, rambut
bagian perut putih kelabu, tikus ini biasanya terdapat di semak-semak
dan kebun/ladang sayur-sayuran dan pinggiran hutan. Melahirkan 1-8 anak pada satu-satu masa.
8. Mus musculus
Ciri-ciri
panjang kepala sampai ekor kurang dari 175 mm, ekor 81-108 mm, kaki
belakang 12-18 mm, telinga 8-12 mm, rumus puting susu 3+2 = 10, warna
rambut badan atas dan bawah coklat kelabu, tikus jenis ini biasanya
terdapat dalam rumah; dalam almari dan tempat penyimpanan barang
lainnya.
b. Pengendalian Tikus
Jenis-jenis pengendalian tikus :
1. Pengendalian tikus secara fisik/mekanik dengan menggunakan :
a. Snap trap
b. Perangkap hidup
c. Perangkap lem
|
|
2. Pengendalian tikus secara kimia dengan menggunakan :
a. Bramadiolene 0,005 %
b. Detex
c. Detex with biomaker
3. Pengendalian tikus secara biologi dengan menggunakan :
4. Ular tikus jenis Ptyas mucossus sebagai predator
5. Akar wangi: Vetiveria zizanioides
c. Prosedur identifikasi Tikus
1. Tujuan : Mengidentifikasi spesies tikus.
2. Alat dan bahan
Alat :
a. Mikrometer
b. Penggaris
c. Timbangan
|
|
Bahan :
a. Tikus
b. Larutan aceton
c. Larutan atropin
3. Cara Kerja :
a. Tikus dilemahkan dengan diberi suntikan larutan aceton dan atropin dengan perbandingan 1 : 1.
b. Ukur panjang total, panjang ekor, panjang kaki belakang, panjang telinga, berat badan dan jumlah mamae.
c. Catat dalam form pengamatan.
d. Bandingkan hasil pengamatan dengan buku identifikasi tikus.
d. Prosedur pembedahan Tikus
1. Tujuan : Mengetahui organ dalam tikus.
2. Alat dan bahan
Alat :
a. Alat Bedah
b. Sarung tangan
c. Masker
Bahan : Tikus
3. Cara Kerja :
a. Tikus diletakan di atas fiber kemudian paku kaki tikus.
b. Pembedahan dilakukan dari badan tikus bagian bawah.
c. Lakukan pengamatan terhadap organ dalam tikus.
e. Pengenalan Ektoparasit
Bentuk-bentuk ektoparasit:(1)
1. Tungau (mites)
2. Larva tungau
3. Caplak
4. Kutu (flea)
5. Pinjal
f. Identifikasi Pinjal
1. Pulex iritans
Ciri-ciri:
a. Tanpa sisir genal, pronotal, dan abdominal
b. Mesotoraks tanpa garis pleural
c. Bagian depan kepala membulat
d. Segmen toraks I-III lebih panjang daripada segmen abdominal 1
Gambar 3.1 Pulex iritans
2. Xenopsylla cheopis
Ciri-ciri:
a. Tanpa sisir genal, pronotal, dan abdominal
b. Mesotoraks dengan garis pleural
c. Bulga spermateka tidak lebih lebar dari pangkal hilla
d. Hilla panjang, pangkal hilla ramping dan lebih meluas daripada bulga spermateka.
Gambar 3.2 Xenopsylla cheopis
3. Echidnopahaga gallinacea
Ciri-ciri:
a. Tanpa sisir genal, pronotal, dan abdominal
b. Mesotoraks tanpa garis pleural
c. Bagian depan kepala membentuk 2 sudut
d. Segmen toraks I-III mengekerut lebih pendek daripada segmen abdominal I
e. Ada bulu duri pendek kecil di bagian bawah tepi koksa
f. Bulu okular di depan mata
g. Bagian depan kepala berbentuk persegi.
4. Xenopsylla astia
Ciri-ciri:
a. Tanpa sisir genal, pronotal, dan abdominal
b. Mesotoraks dengan garis pleural
c. Bulga spermateka tidak lebih besar dari pangkal hilla
d. Pangkal hilla spermateka lebih lebar dari bulga
5. Stivalius cognatus
Ciri-ciri:
a. Kepala hanya sisir pronotal
b. Tepi sternal posterior VII membulat
c. Bulga spermateka bulat memanjang, hilla pendek membengkok
6. Nosopsyllus fasciatus
Ciri-ciri:
a. Kepala hanya sisir pronotal
b. Sisir pronotal berjumlah 5-10 setiap sisinya
c. Bulga spermateka besar membulat, hilla membengkok ke atas
7. Ctenocephalides felis felis
Ciri-ciri:
a. Kepala dengan sisir genal dan pronotal
b. Sisir genal berjumlah lebih dari 5 mengarah horisontal
c. Panjang sisir genal I hampir sama dengan sisir genal II
d. Bulu di atas antena tidak ada
g. Prosedur Mounting Mites (Tungau)
1. Tujuan : Transparansi Mites untuk mempermudah dalam pengamatan di bawah mikroskop.
2. Alat dan bahan
Alat :
a. Mikroskop
b. Pinset
c. Kaca arloji
Bahan :
a. Mites/tungau
b. Larutan chloramphenol
3. Cara Kerja :
a. Memilih/mengambil ektoparasit yaitu yang berjenis tungau yang terdapat dalam tabung kecil.
b. Tungau
yang telah dipisahkan, direndam dalam larutan chloramphenol selama 2 – 4
jam, sehingga tungau tersebut menjadi transparan.
h. Prosedur pembuatan Preparat Mites (Tungau)
1. Tujuan : Membuat preparat ektoparasit pada tikus, yaitu tungau.
2. Alat dan bahan
Alat :
a. Mikroskop
b. Pinset
|
c. Obyek glass
d. Deck glass
|
Bahan :
a. Mites/tungau yang telah dimounting
b. Larutan hoyer’s
3. Cara Kerja :
a. Tungau yang telah transparan (mounting)
di letakan di atas obyek glass dan diamati di bawah mikroskop. Tungau
harus diletakan sedemikian rupa agar nantinya dapat memudahkan
pengamatan di bawah mikroskop. Posisitungau harus dekat dengan peneliti
dan terbalik.
b. Teteskan larutan hoyer’s secukupnya, usahakan agar tidak terbentuk gelembung.
c. Tutup dengan deck glass dan tekan perlahan pada tengahnya.
d. Beri label pada obyek glass, yaitu spesies tungau, jenis kelamin dan tanggal pembuatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar